Ini Cinta dan Menikah

Daftar Isi artikel ini [Tampil]
sumber IG : seman9ka
Akhir-akhir ini gue sedang disibukkan dengan beberapa kegiatan baru yang lumayan menguras kegiatan-kegiata yang sebelumnya rutin gue lakuin. Salah satunya menulis di blog ini. Maafkan *beres beres sarang laba-laba

Entah mengapa, dua bulan terakhir ini banyak kabar mengejutkan yang sedikit membuat gue mengerutkan alis mata. Seperti, sidang Ahok yang belum kelar sampai ke sidang yang ke 15 ini, kedatangan Raja Salman ke Indonesia yang menghebohkan para akhwat tentang rombongan pangerannya, sampai kabar yang benar-benar heboh. Tentang temen-temen gue semua yang ditarik nikah sama pacarnya. Wkwk penting banget yak? Bodo ah.

Nikah ya?

Semula gue menyangka bahwa pernikahan itu urusan gampang. Cukup membutuhkan dua orang yang saling suka, sudah siap secara lahir batin, punya niat untuk hidup berdua dan.. menikahlah.

Kadang gue mikir, kenapa kita harus menikah? Apa Cuma untuk melegalkan hubungan biologis? Atau sekedar terbawa situasi?

Seiring berjalannya waktu, akhirnya gue mengerti dan tau jawabannya. Jawaban kenapa sebenarnya seseorang menikah. Jawaban yang gue dapet dari beberapa sumber tentunya dengan analisis gue pribadi.

Penyetabil perasaan.

Dalam kondisi seumuran gue dan teman-teman gue ini, kadang kita hanya membutuhkan penyetabil perasaan. Perasaan yang stabil, tanpa harus lagi dipenuhi keraguan, kebimbangan, rasa sedih, khawatir tentang emosi yang naik dan turun dengan sangat cepat yang selalu kita rasakan saat ini.

Gak usah takut lagi hidup sendirian,

Gak usah takut lagi sakit sendirian,

Gak usah takut lagi tidur sendirian,

Gak usah takut lagi menghadapi masalah sendirian,

Ada tempat berbagi kesenangan,

Ada tempat berbagi masalah,

Ada teman dan tempat kamu pulang dan berlindung, ketika diterpa badai kehidupan. Mungkin itu sebenarnya tujuan orang menikah.

Ketika kita telah memutuskan untuk melanjutkan kedalam tahap yang lebih tinggi levelnya diatas hubungan ‘perkenalan’ . Kita akan dituntut untuk melakukan perombakan besar-besar dalam diri kita baik si calon suami maupun istri. Kita udah nggak cocok lagi dengan mood swing yang terus-terusan terjadi, atau gejolak emosi yang turun naik seperti roller coaster. Kita akan mempunyai tingkat toleransi dan kebijakan yang meningkat dalam menghadapi suatu masalah. Itu semua terjadi karena kita butuh penyetabil. Stabilitas perasaan inilah yang dicari oleh semua orang. Dan untuk mencarinya, buat sebagian orang, menikah adalah jawabannya.

Menikah adalah hal yang sangat penting dan prinsipal dalam menyatukan visi dari dua insan cucu Adam dan Hawa ini. Ketika kita merencakan untuk menikah, kita harus siap dengan berbagai macam pertimbangannya, bukan hanya masalah lahir dan batin, bukan hanya finansial, bukan hanya pemikiran kedewasaan, tapi melebihi itu.

Keluargamu menjadi keluarga ku,

Keluargaku menjadi keluarga mu,

Uangku menjadi uang mu,

Masalahku adalah juga masalah mu,

Kehidupanku adalah kehidupan mu,

Buat gue menikah itu bukan cuman menyatukan dua hati, tetapi menyatukan dua keluarga, dua kehidupan.

Dan pasangan yang menikah itu adalah menjadi baut perekat bagi keduanya.

Baut itu harus kuat diterpa cobaan, masalah, dan waktu.

Bahkan dalam Al-Quran Surat An Nuur di ayat ke 32. Alloh bilang;
“Dan kawinkanlah orang orang yang sendirian di antara kamu, dan orang orang yang layak (berkawin) dari hamba hamba sahayamu yang lelaki dan hamba hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas pemberianNya lagi Maha Mengetahui”
Jangan takut,

Ketika kamu miskin, menikahlah maka Alloh cukupkan,

Kata siapa? Itu Alloh lho yang janjiinnya,

Stabilitas itu diciptakan bukan dicari,

Menikahlah karena kamu takut kepada Alloh,

Menikahlah karena kamu ingin melaksanakan sunnah Rasullullah SAW,

Menikahlah karena jika bersamanya Surga akan lebih dekat,

Menikahlah karena kamu ingin ibadah!

Kita akan dituntut untuk ‘bekerja’ disebuah perusahaan yang bernama Rumah Tangga, dimana pemilik dan bossnya itu sendiri adalah Alloh SWT. Diikat dalam sebuah aturan yang terbentuk dari ilmu, tuntunan, sunnah dan kewajibannya. Kita adalah sebagai karyawannya. Suami sebagai Staff dan istri adalah wakil staffnya. Jalankan aturan perusahaan itu, maka Owner akan memberikan bonus yang kita mau, begitupun sebaliknya.

Buat gue sendiri, menikah adalah tantangan yang punya nilai tersendiri. Karena gue bakalan memulai hidup yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Yang selama ini sering berkata dengan dengan teori menggunung ‘katanya begini, begitu, kata dia begini’ Gue harus terjun langsung kedalam prakteknya.

Dan ini saatnya, saat kita tidak takut buat mulai membuka tas dan mulai mengeluarkan catatan berisi target dan pencapaian dari kehidupan ‘sekarang’ menuju ‘selanjutnya’ dengan tujuan kita akan mencoret satu persatu tulisannya ‘berdua’.

Sekali lagi, Menikahlah karena kamu ingin ibadah!

Jadi bagaimana menurut kamu? Share ya tanggapanmu di komentar, mari kita diskusi.
 
#calonimamsoleh

Rekomendasi Untuk Kamu × +

Langganan segera, jangan sampai tertinggal postingan dari Jejakumurku. Yang berlangganan semoga murah rejeki aamiin.

Rekomendasi Untuk Kamu × +

0 Response to "Ini Cinta dan Menikah"

Post a Comment

Kemon komen dong biar makin rame. Biar berasa ada yang baca sih wkwk

nb : yang mau komentar harus punya akun gmail.